Monday, December 28, 2015

Cara Mengetahui Status Gizi Balita Anda

Cara mengetahui status gizi balita anda-Masa balita merupakan masa keemasan kedua bagi anak. Dimasa ini pertumbuhan balita tidak bertumbuh sepesat saat masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi mereka tetap merupakan prioritas utama. Di masa balita ini nutrisi memegang peranan penting dalam perkembangan seorang anak. Masa balita adalah masa transisi, terutama di usia 1-2 tahun, dimana seorang anak akan mulai makan makanan padat dan menerima rasa dan tekstur makanan yang baru. Selain itu usia balita adalah usia kritis dimana seorang anak akan bertumbuh dengan pesat baik secara fisik maupun mental.

Di masa balita, seorang anak membutuhkan nutrisi dari berbagai sumber dan makanan.kebutuhan balita akan makanan dan nutrisi tergantung dari usia, besar tubuh dan tingkat aktivitas balita itu sendiri. Seorang balita biasanya membutuhkan sekitar 1000 – 1400 kalori per hari. Nutrisi yang tepat dan lengkap akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh kembang otak dan juga fisik.
Pertumbuhan otak mengalami 3 fase yaitu fase pertambahan berat otak (0-2 tahun), fase pembelahan sel otak (2-3 tahun), dan fase myelinisasi (3-6 tahun) yang terus berlanjut sampai masa pertumbuhan berakhir. Pertumbuhan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan nutrisi. Sementara perkembangan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan (stimulasi). Agar otak tumbuh optimal, kebutuhan tubuh anak akan nutrisi, khususnya nutrisi yang membantu meningkatkan pertumbuhan otak seperti DHA, AA, Sphingomyelin dan Sialic Acid harus dipenuhi terutama dalam masa balita. Disamping itu, untuk meningkatkan fungsi otak dan kemampuan belajar yang lebih efektif, kombinasi unik asam amino Tyrosine dan Tryptophan (T+T) dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan otak untuk menyerap dan memproses informasi. Sumber makanan yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi di atas antara lain adalah ikan yang kaya dengan Omega-3 dan Omega-6, buah-buahan seperti pisang yang mengandung tyrosine dan tryptophan, dan sayur-sayuran hijau seperti brokoli dan kembang kol. 

Selain tumbuh kembang otak, tumbuh kembang fisik balita pun perlu diperhatikan. Pemenuhan nutrisi makro dan mikro yang lengkap dan seimbang sesuai dengan usia anak membantu proses tumbuh kembang lebih optimal. Tubuh balita membutuhkan berbagai nutrisi di masa pertumbuhan ini, antara lain protein, Vitamin A, C, E, B12, K, selenium, Zinc, zat besi, kalsium dan fosfor, dan juga prebiotik inulin untuk membantu pencernaannya. Sumber makanan yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi di atas antara lain adalah telur, daging merah (sapi, dan lain lain), ayam, ikan, buah-buahan seperti buah jeruk dan kiwi, dan sayur-sayuran hijau seperti bayam dan kol. Untuk memastikan balita mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang, selain dari makanan, balita juga membutuhkan susu yang lengkap dengan nutrisi setidaknya dua kali sehari.

Balita yang kurang terpenuhi kebutuhan nutrisinya dapat mengakibatkan banyak hal seperti kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Bagi sebagian besar masyarakat kebutuhan nutrisi pada balita bukanlah suatu hal utama. Bagi sebgaian besar masyarakat Indonesia terutama dari kalangan ekonomi bawah, lebih memprioritaskan kebutuhan pangan atau makanan tanpa mempedulikan angka kecupan gizi dari makanan mereka sendiri ataupun anak-anaknya. Satu permasalahan yang sering terlupakan adalah kasus balita dengan kejadian BGM (bawah garis merah). Seorang balita dengan yang pertumbuhannya dicurigai BGM menimbulkan banyak pertanyaan. Hal ini dikarenakan BGM tidak dapat disebut dengan gizi kurang ataupun gizi buruk. BGM lebih identik di antara kedua kondisi tersebut

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang, status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien. Sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Setatus gizi kurang terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.

Makanan untuk balita harus mengandung protein, karbohirat, air, mineral, dan trace elements. Energi untuk metabolisme dihitung dalam kilo kalori (kkal) berasal dari protein (4 kkal/gr), karbohidrat (4 kkal/gr) dan lemak  (9 kkal/gr). Distribusi kalori pada makanan harus seimbang, 7 % - 15 % dari protein, 30 % – 35 % dari lemak, dan 40 % – 50 % dari karbohidrat. Jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makan yang baik pada balita harus sesuai usia. Ketiga hal tersebut harus terpenuhi, bukan hanya mengutamakan jenis makanannya dan melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan jumlah yang cukup tetapi jenisnya tidak sesuai untuk anak. Pada awal usia 1 tahun, gigi anak sudah mulai tumbuh sampai usia dua setengah tahun sehingga anak dapat mengunyah lebih baik lagi. Berilah makanan yang teksturnya lembut, potongannya kecil, dan mempunyai bentuk yang menarik serta harus bervariasi bahan makanannya.

Balita merupakan konsumen pasif, yaitu makanan yang dimakan anak tergantung pada apa yang disediakan ibu sehingga peranan ibu dalam menentukan menu makanan yang bergizi lengkap dan seimbang sangat besar. Pada usia ini, rasa ingin tahu anak juga sangat tinggi sehingga ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam dalam rasa, warna dan tekstur sedini mungkin. 

Ada beberapa hal yang dapat menghidupkan gairah makan anak. Anak akan senang jika makan 
bersama keluarga di meja makan dan sebaiknya orang tua jangan terlalu banyak melarang. Mulailah libatkan anak dalam membuat jus buah. 

Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan dari pengolahan makanan yaitu : mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan, dan penampilan makanan, bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh. Adapun prasyarat pengolahan makanan yaitu : tersedianya siklus menu, tersedianya peraturan pengguna bahan tambahan pangan (BTP), tersedianya bahan makanan yang akan diolah, tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan, tersedianya aturan penilaian, tersedianya prosedur tetap pengolahan.
Konstribusi suatu jenis makanan terhadap kandungan vitamin makanan sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin yang semula terdapat dalam makanan terebut, jumlah yang rusak pada saat panen atau penyembelihan, penyimpanan, pemrosesan, dan pemasakan. Pada saat panen dan penyimpanan sejumlah vitamin akan hilang, bergantung pada suhu, penyikapan terhadap udara dan matahari, semakin lama disimpan akan semakin banyak vitamin yang hilang. Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi, waktu memasak tidak terlalu lama, mengunakan air pemasak sesedikit mungkin, memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus, panci memasak ditutup, tidak menggunakan alkali dalam pemasakan, sisa air rebusan digunakan untuk masakan lain. Dalam bentuk sayuran sebaiknya sebagian dimakan dalam bentuk segar dan mentah.

Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestri, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
cara mengetahui status gizi balita anda, Gizi balita, status gizi balita, mengetahui status gizi, kebutuhan gii balita

0 komentar:

Kolom tanya ahli

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com